You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Menanga
Menanga

Kec. Rendang, Kab. Karangasem, Provinsi Bali

Sejarah Desa

Pemerintah Desa Menanga 28 Agustus 2024 Dibaca 237 Kali

Desa Menanga adalah sebuah desa yang muda dan didiami oleh para andel-andel Kerajaan Karangasem untuk menjaga tapal batas yang baru saja direbut dari Kerajaan Nyalian, karena desa Menanga tadinya di bawah kekuasaan Kerajaan Nyalian, belum bernama Desa Menanga. Pada waktu itu disebut dengan Galiran. Ini dapat dibuktikan dengan adanya Pura Puseh Desa ( Puseh ) di Menanga yang Bernama Pura Puseh Galiran dan tanah sawah di sebelah timur Pura tersebut disebut dengan sawah Galiran. Kata Galiran kemungkinan berasal dari penduduk yang berasal dari satu buah aliran yang sering disebut Galiran. Pada saat menjaga tapal batas ini prajurit – prajurit di sekitar Galiran mendengar informasi bahwa Galiran akan diserang kembali oleh Kerajaan Nyalian, untuk menjaga segala kemungkinan, maka dibuatlah benteng di sebelah selatan yang berupa parit yang terbentang dari menanga timur sampai dengan Menanga paling barat. Disamping itu ditanami dengan bambu dan sampai saat ini bamboo tersebut masih ada ( sebagai bukti ).

Di sebelah utara dipasang benteng yang dinamakan Jebag. Karena bentengnya sangat kuat sehingga serangan yang datang dapat dihancurkan dengan mudah, dan para prajurit berteriak – teriak Menang, begitu juga masyarakat bertanya “MENANGA ?” hingga kini disebut Menanga. Di dalam latar belakang sejarah Desa Menanga, baiklah kami uraikan secara kronlogis seperti di bawah ini. Pada abad ke 18 kekuasaan Nyalian dikalahkan oleh I Gusti Ngurah Sidemen yang berkedudukan di Sidemen.

Mulai saat itu desa Menanga masuk dalam wilayah Sidemen sehingga ada perpindahan penduduk dari Desa Pdang Tunggal ( wilayah Sidemen ) ke Desa Menanga yang tinggal di Banjar Menanga Kawan hingga sekarang. Beberapa Tahun kemudian kekuasaan I Gusti Ngurah Sidemen dijatuhkan oleh Karangasem yang akhinrya Menanga dipecah – pecah menjadi:

  1. Wilayah Kekuasaan Selat meliputi: Menanga Kawan, dan Tegenan Kawan
  2. Wilayah Kekuasaan Sidemen meliputi : Menanga Kangin dan Tegenan Kangin

Pada Tahun 1891 terjadi pertempuran Klungkung dengan Karangasem. Untuk memperkuat pertahanan oleh raja Karangasem dikirimlah AArya Bang Pinatih bertempat di Buyan sebagai kekuatan tapal batas dengan Bangli.Tahun 1905 Raja Karangasem berkonsultasi dengan Bangli untuk tidak mengadakan perang dengan Belanda, setelah Karangasem ditundukkan oleh Belanda, maka padaTahun 1906 Menanga bernaung di bawah Punggawa Rendang yang dipinpin oleh I Gusti Made Bengkel. Pada Tahun 1914 pemerintahan I Gusti Made Bengkel diganti oleh I Gusti Made Kebon dari Karangasem, di bawah pemerintahan beliau daerah kekuasaan Rendang dapat disaatukan menjadi satu Punggawa, sedangkan Menanga sebagai Perbekel yang di wilayahnya meliputi: Menanga, Buyan, Pempatan, Pemuteran, dengan perbekelnya Ngakan Nyoman Rai dari Bujaga Tahun 1015. Tahun 1018 Ngakan Nyoman Rai ditarik menjadi Perbekel Menanga dan akhirnya Perbekel Menanga mengalami suatu perubahan. Menanga, Buyan dan Pempatan dimasukkan ke Dalam willayah perbekelan Menanga dengan tambahan wilayah asal yaitu: Menanga, Tegenan, Batusesa, Kesimpar, Temukus dan Pejeng dan pemimpinnya beturut – turut:

  1. Mulai tahun 1918 I Wayan Berati kedudukan di Tegenan
  2. Tahun 1926 pemerintahanI Wayan Berati digantikan dengan I wayan Rita alias I Nengah Patra.
  3. Tahun 1927 pemerintahan I Wayan Rita diserahkan kepada I Wayan Genti Ada yang berkedukan di Menanga.
  4. Tahun 1945 I Wayan Genti Ada digantikan oleh I Wayan Patra

Pada zaman reformasi wilayah fisik Perbekelan Besakih. Rendang dibagi menjadi 2 perbekelan yang kemudian tahun 1950 diadakan pengembangan wilayah sehingga perbekelan Menanga yang berdiri sendiri yang meliputi:

  1. Banjar Menanga Kangin
  2. Banjar Menanga Kawan
  3. Banjar Buyan
  4. Banjar Suwukan
  5. Banjar Tegenan
  6. Banjar Pejeng
  7. Banjar Kesimpar
  8. Banjar Temukus di bawah pimpinan I Wayan Sumatra.

Tahun 1963 sewaktu terbentuknya perbekel Menanga Banjar Temukus dan Kesimpar terlepas dari wilayah Menanga dan menjadi wilayah Perbekelan Menanga. Sejak itu wilayah perbekelan Menanga mempunyai 7 ( tujuh ) Desa Adat dan 8 ( delapan ) Banjar Dinas yaitu:

  1. Desa Adat Menanga         : Banjar Menanga Kangin dan Menanga Kawan
  2. Desa Adat Buyan              : Banjar Buyan
  3. Desa Adat Suwukan         : Banjar Suwukan
  4. Desa Adat Tegenan          : Banjar Tegenan
  5. Desa Adat Batusesa          : Banjar Batusesa dan Banjar Belatung
  6. Desa Adat Bok cabe         : Banjar Bok cabe

Setelah I Wayan Sumatra berakhir jabatan menjadi perbekel Desa Menanga pada tanggal 30 April 1979, maka jabatan perbekel Menanga dipegang oleh:

a. 1979 – 1987            : I Gusti Ketut Putra

b. 1987 – 1992            : I Gusti Ketut Putra

c. 1992 – 1994            : I Nyoman Karang, Bsc. ( Pjs )

d. 1994 – 1995            ; I Wayan Mastra, ( Pjs )

e. 1995 – 2005            : I Ketut Daging. ( Pjs )

f. 2001 – 2009             : I Wayan Suartana, SE

g. 2009 – 2015            : I Wayan Suartana, SE

h. 2015 –  2016            : I Nengah Supartana,SH (Pjs)

i.  2016  – 2022            : I Wayan Suartana, SE

j. 2022 – 2030              : I Made Hendra Sagita,SE

Sedangkan untuk  desa Adat telah berubah dari enam desa Adat menjadi 7 (tujuh) desa Adat dengan bertambahnya Desa Adat yaitu : DESA ADAT BOK CABE

APBDes 2025 Pelaksanaan

APBDes 2025 Pendapatan

APBDes 2025 Pembelanjaan